Depan Profil Deskripsi Singkat

Deskripsi Singkat

PROPIL SINGKAT DESA PANCALANG

Desa Pancalang secara administrasi merupakan salah satu desa dalam wilayah Kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan, dengan batas – batas wilayahnya yaitu sebelah utara berbatasan dengan Desa Sindangkempeng dan Desa Rajawetan, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Patalagan dan Desa Randobawailir, sebelah barat berbatasan dengan Desa Tajurbuntu, sebelah timur berbatasan dengan Desa Sumbakeling. Luas wilayah seluruhnya adalah 217 Ha, dan berada pada ketinggian 337 – 350 mdpl dengan iklim tropis dan secara administratif terdiri dari 5 RW dan 15 RT yang dibagi menjadi 5 Dusun.

SEJARAH DESA PANCALANG

Pada tahun 1389 Cirebon nama aslinya adalah “Caruban Larang” yang terdiri dari Caruban Pantai dan Caruban Girang dengan kotanya bernama komplek Astana Gunung Jati, sekarang alas konda.Di daerah Caruban ada sebuah padukuhan yang agak ramai. Padukuhan tersebut bernama Wonogiri, sekarang padukuhan tersebut adalah Desa Wanasaba, pada saat itu berbentuk hutan belukar. Diceritakan di darah tersebut tinggal dua orang bersaudara yang bernama Ki Gedeng Alang-Alang dan Ki Gedeng Panderesan. Mereka adalah para nelayan yang kehidupan sehari-hariya mencari ikan di laut. Selain bernelayan mereka membuat penggilingan terasi dari udang dan air bolendrang. Bolendrang adalah air yang berasal dari masakan udang rebon (udang kecil). Mereka memasarkan hasilnya di Caruban. Sejak saat itulah Caruban diganti namanya dengan Cirebon.Pada tahun 1449, Ki Gedeng Alang-alang dan Ki Gedeng Panderesan mengembara menyusuri kali sambil memancing ikan ke wilayah selatan Caruban yang saat itu merupakan daerah pegunungan. Kedua bersaudara itu merasa heran karena selama pengembaraan mereka sambil memancing, mereka tidak mendapatkan ikan. Yang mereka dapatkan hanyalah kepiting yang oleh orang Cirebon disebut ”yuyu” sedangkan oleh masyarakat sunda disebut dengan “keuyeup”.Waktu pun beranjak senja, kedua bersaudara merasa letih dan lelah seharian memancing sedangkan yang didapat hanyalah keuyeup. Akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat dan berteduh dibawah sebuah pohon besar. Seraya menancapkan gagang pancing, Ki gedeng Alang-alang berkata bahwa di sini  akan ada sebuah sungai yang banyak keuyeup nya serta akan ada Desa Keuyeup. Daerah tersebut sekarang disebut dengan Cikeuyeup dan sampai saat ini batang pancing yang terbuat dari bambu itu tumbuh dan saat ini masih hidup dan menjadi rumpun bambu kecil-kecil. Rumpun bambu kecil-kecil itu disebut masyarakat setempat sebagai Karapyak.Pada saat beristirahat, keduanya memperhatikan wilayah sekitarnya. Melihat tanah dataran yang luas dan rata, timbul keinginan dari mereka untuk bercocok tanam dan bermukim di wilayah tersebut. Pulanglah mereka ke Caruban dengan niat mencari teman untuk diajak berladang di daerah tersebut.

Beberapa waktu kemudian, Ki Gedeng Alang-alang dan Ki Gedeng Panderesan kembali ke daerah tadi bersama tiga rekan mereka. Mereka semua berniat untuk berladang dan bermukim di daerah tersebut. Mulailah mereka berladang dengan membasmi alang-alang yang tumbuh di daerah tersebut. Nama-nama dari lima orang tersebut adalah :

  1. Ki Gedeng Alang-Alang
  2. Ki Gedeng Panderesan
  3. Ki Sengkala
  4. Ki Nagasari
  5. Mandalagiri                                                                                                                                                                                                                                                                                      Kelima orang tersebut berladang dengan wilayah yang telah mereka bagi menjadi lima bagian. Sekian waktu berlalu hingga mereka memetik hasil ladang mereka dan menjualnya ke wilayah Cirebon. Melihat hasil panen yang begitu banyak dan memberikan keuntungan yang besar, banyak orang yang ingin mengikuti mereka berladang di walayah tersebut. Akhirnya sedikit demi sedikit bertambahlah orang yang ikut lima orang tersebut tadi. Para pengikut yang baru datang diatur hingga terbentuklah lima kelompok yang masing-masing dipimpin oleh seorang ketua kelompok. Kelompok-kelompok tersebut yaitu :

Kelompok I         :           Blok Sibebek     1.  Ki Gedeng Alang-Alang

                                                                 2.  Ki Wasala Wasalu

                                                                 3.  Ki Sengkala

                                                                 4.  Dkk.

 

Kelompok II        :           Blok Sinjuran     1.  Cikaso

                                                                 2.  Kajoran

                                                                 3.  Sangkanherang

                                                                 4.  Dkk.

Kelompok III       :           Blok Dayeuh      1.  Buyut Wangsayuda

                                                                 2.  Buyut Sangiang Pekrok

                                                                 3.  Mandalagiri

                                                                 4. dkk.

Kelompok IV      :           Karapyak           1.  Ki Gedeng Panderesan

                                                                 2.  Ki Gebang Karancang

                                                                 3.  Ki Saradan

                                                                 4.  dkk.

Kelompok V       :           Tangkolo            1.  Ki Nagasari

                                                                 2.  Ki Sengkala

                                                                 3.  Ki Nagakarung

                                                                 4.  dkk.

Semakin lama semakin banyak orang berdatangan dan bercocok tanam dan bermukim di daerah tersebut. Akhirnya pada tahun 1685 penduduk semakin padat, maka Ki Gedeng Alang-alang mengadakan rempugan untuk membentuk desa atau nama desa. Dari hasil rempugan tersebut disepakati bahwa daerah yang mereka tempati yang selama ini disebut Cikeuyeup menjadi sebuah desa dengan nama Desa Pancalang. Panca yang mengandung arti 5 (lima), diambil dari lima pemimpin terdahulu, dan Lang diambil dari Ki Gedeng Alang-alang yaitu orang pertama yang datang ke wilayah cikeuyeup atau diambil dari daerah asal cikeuyeup yaitu hutan alang-alang. Selain dari nama Desa Pancalang, hasil dari rembugan tadi dipilih seorang pemimpin desa yaitu Ki Gedeng Alang-alang dengan alasan orang pertama yang datang di wilayah tersebut dan yang paling tua. Akhirnya sejak saat itu terbentuklah Desa Pancalang dengan pimpinan Ki Gedeng Alang-alang. Desa Pancalang dengan desa aslinya adalah “Cikeuyeup”. Daerah Cikeuyeup kini bernama Blok Kaliwon.

Demikian sejarah singkat Desa Pancalang yang sampai saat ini dibagi menjadi 5 (lima) blok yaitu Blok Manis, Blok Pahing, Blok Pon, Blok Wage, dan Blok Kaliwon. Desa Pancalang berada di perbatasan antara Kabupaten Kuningan dengan Kabupaten Cirebon dan berada di wilayah pemerintahan Kabupaten kuningan.

  1.  Sejarah Pemerintahan Desa

Tabel 1. Sejarah Pemerintahan Desa

NAMA-NAMA KEPALA DESA

No

Nama Kepala Desa

Tahun

Keterangan

1

Asidin

1788 s.d 1828

40 Tahun

2

Jama’un

1828 s.d 1838

10 Tahun

3

Tarap

1838 s.d 1868

30 Tahun

4

Sunata Atmaja

1868 s.d 1927

59 Tahun

5

Jasban

1927 s.d 1931

4 Tahun

6

Parta Atmaja

1931 s.d 1953

22 Tahun

7

Mita

1953 s.d 1959

6 Tahun

8

E. Sastra Adi Suwita

1959 s.d 1966

7 Tahun

9

Kasim

1966 s.d 1968

2 Tahun (PJS)

10

Burhana

1968 s.d 1970

2 Tahun

11

Barja Sasmita

1970 s.d 1971

1 Tahun (PJS)

12

Supardi

1971 s.d 1972

1 Tahun (PJS)

13

Nurmas Ps

1972 s.d 1978

6 Tahun

14

A Tresna Suita

1978 s.d 1988

10 Tahun

15

Dari

1988 s.d 1998

10 Tahun

16

E. Winarya

1998 s.d 2006

8 Tahun

17

Tedy sumiardi, SE

2007 s.d 2019

12 Tahun

 

18

Tatang Sutarna, S.Sos.M.Si

2019 s.d 2019

0.5 Tahun (PJS)